Sumbar Pacu Wisata Halal: Tanggung Jawab Moral dan Budaya Daerah

sumbar-mantapkan-diri-jadi-poros-wisata-halal-nasional,-tak-sekadar-label-tapi-jati-diri
Sumbar Mantapkan Diri Jadi Poros Wisata Halal Nasional, Tak Sekadar Label tapi Jati Diri

Padang – Sumatera Barat semakin memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata halal terdepan di Indonesia melalui berbagai upaya strategis. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus mengembangkan wisata halal sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas daerah dan pembangunan berkelanjutan.

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, menegaskan komitmennya terhadap pengembangan wisata halal. “Wisata halal bagi kami bukan sekadar label, melainkan bagian dari tanggung jawab moral dan budaya,” ujarnya, menekankan bahwa hal ini merupakan cara untuk menghadirkan keberkahan bagi masyarakat dan wisatawan.

Bacaan Lainnya

Salah satu implementasi nyata adalah pengembangan Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat (Zona KHAS) di berbagai destinasi wisata unggulan. Zona KHAS telah hadir di Pantai Padang, Komplek Masjid Raya Syech Ahmad Khatib Alminangkabawi, dan sentra kuliner Nasi Kapau di Bukittinggi. Di zona ini, seluruh pelaku usaha telah mengantongi sertifikasi halal dan dilengkapi fasilitas pendukung seperti tempat ibadah dan toilet ramah muslim.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat aktif mendorong UMKM untuk mengurus sertifikasi halal dan mempromosikan wisata berbasis syariah melalui kerja sama dengan berbagai lembaga, termasuk Bank Indonesia, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), dan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Sumbar.

Upaya ini membuahkan hasil positif, dengan Sumatera Barat menduduki peringkat ketiga nasional dalam Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2023 dan meraih Juara Umum Anugerah Adinata Syariah. KDEKS Sumbar juga dinilai sebagai salah satu yang teraktif dalam mendorong literasi ekonomi syariah.

Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat secara rutin menggelar Minangkabau Halal Festival dan akan menjadi tuan rumah Konferensi Wakaf Internasional pada awal November 2025.

Mahyeldi menegaskan bahwa langkah-langkah ini merupakan implementasi filosofi Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) dan amanat undang-undang. “Nilai ABS-SBK bukan hanya warisan, tapi pedoman hidup. Pariwisata halal dan ekonomi syariah bukan sekadar program, melainkan bagian dari misi kami untuk membangun Sumbar yang religius, berkeadilan, dan berdaya saing,” tegasnya.

Pos terkait